Analisis Seismisitas pada Data Gempa Bumi di Provinsi Maluku Utara

Authors

  • Maria Vera Brilliantina Universitas Sebelas Maret
  • Hasih Pratiwi Universitas Sebelas Maret
  • Yuliana Susanti Universitas Sebelas Maret

DOI:

https://doi.org/10.21831/pspmm.v4i2.174

Keywords:

model ETAS, fungsi intensitas bersyarat, estimasi likelihood maksimum, gempa bumi

Abstract

Gempa bumi merupakan suatu peristiwa alam acak dan sulit diperkirakan kejadiannya. Ilmu yang dapat menjelaskan suatu kejadian gempa bumi yang mengandung unsur ketidakpastian adalah statistik seismologi melalui pemodelan stokastik. Gempa bumi besar biasanya dapat memicu terjadinya gempa susulan, sehingga dapat diselesaikan dengan proses titik temporal. Salah satu model dari proses temporal adalah model tipe epidemik. Model tipe epidemik dapat menjelaskan fenomena dari gempa bumi beserta deretan gempa susulannya. Model epidemic type aftershock sequence (ETAS) merupakan salah satu model tipe epidemik yang digunakan untuk menganalisis dan menjelaskan aktivitas gempa bumi utama beserta gempa susulannya pada suatu wilayah dengan memperhatikan komponen waktu dan magnitudo. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan model ETAS pada data gempa bumi di Provinsi Maluku Utara tahun 2000 sampai 2020. Hasil estimasi parameter menyatakan bahwa laju kegempaan dasar sebesar 0,03873 gempa bumi/hari, produktivitas gempa susulan sebesar 0,04075 gempa susulan/hari, efisiensi gempa bumi dengan magnitudo tertentu menghasilkan gempa susulan sebesar 3,86734/meter, skala waktu laju peluruhan gempa susulan sebesar 0,01790 hari, dan laju peluruhan gempa susulan sebesar 1,05281 hari.

References

Ballantyne, P. 1991. Petrological constraints upon the provenance and genesis of the East Halmahera ophiolite. Journal of Southeast Asian Earth Sciences, 6(3-4), 259-269.

La Masinu, A., Yustesia, A., dan Suwardi, S. 2018. Sistem Tektonik dan Implikasinya terhadap Gempa Bumi di Pulau Halmahera. Jurnal Pendidikan Geografi: Kajian, Teori, dan Praktek dalam Bidang Pendidikan dan Ilmu Geografi, 23(1), 20-29.

Hall, R. 2000. Neogene history of collision in the Halmahera region, Indonesia.

Sunusi, N., Jaya, A. K., Islamiyati, A., dan Raupong. 2013. Studi Temporal Point Process pada Analisa Prakiraan Peluang Waktu Kemunculan Gempa, Laporan Hasil Penelitian, Program Studi Statistika FMIPA, Universitas Hasanuddin. Makassar.

Utsu, T. 1969. Aftershock and Earthquake Statistics (I), Journal of the Faculty of Science Hokaido University 43. 1-33.

Omi, T., Ogata, Y., Hirata, Y., & Aihara, K. 2014. Estimating the ETAS model from an early aftershock sequence. Geophysical Research Letters, 41(3), 850-857.

Harte, D. 2010. Ptprocess: An R Package for Modelling Marked Point Processes Indexed by Time, Journal of Statistical Software 35. 119-144.

Zhuang, J. 2000. Statistical Modelling of Seismicity Patterns Before and After the 1990 Oct 5 Cape Palliser Earthquake, New Zealand, New Zealand Journal of Geology & Geophysics 43. 447-460.

Bain, L. J., and Engelhardt, M. 1992. Introduction to Probability and Mathematical Statistics, Second Edition. Duxbury.

Ogata, Y. and H. Tsuruoka. 2016. Statistical Monitoring of Aftershock Sequences: A Case Study of the 2015 Mw7.8 Gorka, Nepal, Earthquake. Earth, Planets and Space.

Ogata, Y. 1999. Seismicity Analysis Through Point Process Modeling: A Review, Pure and Applied Geophysics 155. 471-507.

Ogata, Y. 1988. Statistical models for earthquake occurrences and residual analysis for point processes. Journal of the American Statistical association, 83(401), 9-27.

Harte, D. 2010. Ptprocess: An R Package for Modelling Marked Point Processes Indexed by Time, Journal of Statistical Software 35. 119-144.

Published

2021-05-09