Analisis Determinan Ketidaktuntasan Belajar 12 Tahun Penduduk 18-24 Di Provinsi Sumatera Selatan 2019
DOI:
https://doi.org/10.21831/pspmm.v5i1.237Keywords:
Wajib Belajar 12 Tahun, Regresi Logistik Biner Multilevel, Provinsi Sumatera SelatanAbstract
Abstrak---Tingkat pendidikan menggambarkan kualitas individu, masyarakat maupun bangsa. Rendahnya tingkat pendidikan berdampak pada permasalahan yang kompleks. Sektor pendidikan di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019 masih bermasalahan karena rata-rata lama sekolah yang masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ketidaktuntasan belajar 12 tahun di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2019 dengan menggunakan data sekunder dari BPS, Kemendikbud dan Kemenag. Metode penelitian menggunakan regresi logistik biner multilevel (dua level) yaitu level satu (individu) dan level dua (kabupaten/kota). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 2.720 sampel, terdapat 34,93 persen diantaranya mengalami ketidaktuntasan belajar 12 tahun. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan pada level satu yaitu tipe daerah tempat tinggal, jenis kelamin responden, Kepemilikan KIP/PIP, status bekerja responden, pendidikan KRT. Sedangkan pada level dua yang berpengaruh signifikan adalah jumlah SLTA dan rasio murid guru SLTA. Variasi ketidaktuntasan belajar 12 tahun yang disebabkan oleh perbedaan karakteristik antar kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Selatan yaitu sebesar 4,41 persen. Kata kunci: Wajib Belajar 12 Tahun, Regresi Logistik Biner Multilevel, Provinsi Sumatera SelatanReferences
DAFTAR PUSTAKA
Agresti, A. (2007). An Introduction to Categorical Data Analysis Second Edition (A. Agresti (Ed.); 2nd ed.). John Wiley & Sons, Inc.,.
Amir, F., Ashar, K., & Pratomo, D. S. (2011). Pengaruh Budaya & Bargaining Power Terhadap Partisipasi Kerja dan Sekolah Anak di JawaTimur. Chemical Engineer, 12(1), 1–9.
Aristin, N. F. (2015). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Anak Putus Sekolah Tingkat Menengah Pertama. Jurnal Pendidikan Geografi, 20(1), 30–36.
Asmara, Y. R. I., & Sukadana, I. W. (2017). Mengapa Angka Putus Sekolah Masih Tinggi? (Studi Kasus Kabupaten Buleleng Bali). E-Jurnal Ekonomi Pembangunan Universitas Udayana, 5(12), 1348–1349.
Atmanti, H. D. (2005). Investasi Sumber Daya Manusia Melalui Pendidikan. Dinamika Pembangunan, 2(1), 30–39.
Aulia R, M., & Yulhendri, Y. (2020). Pengaruh Anggaran Pendidikan, Jumlah Guru dan Jumlah Kelas terhadap Partisipasi Pendidikan Sekolah Menegah Pertama di Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat. In Jurnal Ecogen. 3(5).155-164.
Hakim, A. (2020). Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah. Jurnal Pendidikan, 21(2), 122–132.
Hosmer, D. W., & Lemeshow, S. (2000). Wiley Seriu in Probability and Stlltisrics Applied Logistic Regression Second Edition (2nd ed.). John Wiley & Sons, Inc.,.
Hox, J. J. (2010). Multilevel Analysis Second Edition (G. A. Marcoulides (Ed.); 2nd ed.). Routledge.
Kusbudiyanto, L., & Munandar, A. I. (2020). Karakteristik Siswa Putus Sekolah Pada Jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (Smk) Di Kota Bekasi. Sosial Horizon: Jurnal Pendidikan Sosial, 6(2), 298-318.
Maharani, K. (2019). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Ketercapaian Angka Partisipasi Sekolah Di Papua (Studi Kasus Di Kabupaten Merauke).[Thesis]. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Mujiati, Nasir, & Ashari, A. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Siswa Putus Sekolah. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu Pengetahuan, 18(3), 271
Nezlek, J. (2008). Multilevel Modeling for Social and Personality Psychology. Multilevel Modeling for Social and Personality Psychology, 2(2), 842–860.
Perhati, T. A., Indahwati, & Susetyo, B. (2017). Identifikasi Karakteristik Anak Putus Sekolah Di Jawa Barat Dengan Regresi Logistik. Indonesian Journal of Statistics and Applications, 1(1), 56–62.
Rahmadeni, Samsinar, & Desvina, A. P. (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Angka Partisipasi Sekolah Di Provinsi Riau Menggunakan Model Spatial Autoregressive. 644–650.
Rahmatin, U. Z., & Soejoto, P. D. . A. (2017). Pengaruh Tingkat Kemiskinan Dan Jumlah Sekolah Terhadap Angka Partisipasi Sekolah (Aps) Di Kota Surabaya. In Jurnal Pendidikan Ekonomi. 1(2). 127-140.
Rifa’i, M. (Ed.). (2016). Sosiologi Pendidikan: Struktur Interaksi Sosial di dalam Institusi Pendidikan/Muhammad Rifa’i (3rd ed.). Jakarta: Ar-Ruzz Media.
Sabarudin, Iru, La. Syahrir P, A. (2018). Faktor-Faktor Penyebab Putus Sekolah (Studi Desa Wanseriwu Kecamatan Tiworo Tengah Kabupaten Muna Barat). SELAMI IPS, 3(47), 244–254.
Setiadi, Y., Kurniawan, R., & Diantoro, D. G. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketidaktuntasan Belajar 12 Tahun Pada Penduduk Usia 18 Tahun Keatas Di Provinsi Papua Barat Berdasarkan Hasil Susenas Tahun 2011 Provinsi Papua Barat.
Suryadarma, D., Suryahadi, A., & Sumarto, S. (2006). Causes of Low Secondary School Enrollment in Indonesia. Jakarta: SMERU Research Institute.
Wassahua, S. (2016). Analisis Faktor-Faktor Penyebab Anak Putus Sekolah Di Kampung Wara Negeri Hative Kecil Kota Ambon. Al-Iltizam, 1(2), 93–113.
Sumarni, Sani, D. Q., Wahyudin, M. R. S. (2020). Pelayanan Sosial Remaja Putus Sekolah: Studi Layanan di UPT. Pelayanan Sosial Bina Remaja Jombang Jawa Timur. Kota Malang :Intelegensia Media.